Rabu, 07 September 2011

I’m Jashlyn “He's Comes” Part. 3

"Dan aku sudah menemukanmu." 

                                                                      -oOo- 

Ia semakin dekat. Aku bisa merasakan pikirannya di otakku. Ia sudah mengetahui keberadaanku. Aku harap Volturi bisa segera datang dan memberikan perlindungan padaku. Hanya Volturi yang mengerti keadaanku saat ini. Tapi entah kenapa mereka tidak datang menjengukku. Padahal aku tahu mereka pasti sudah mendeteksi keberadaanya. Apa yang harus kulakukan? Apa aku mengatakan hal ini pada keluarga Cullen? Tapi aku tidak bisa. Mereka tidak boleh disangkut pautkan dalam masalahku. Aku tidak mau mereka ikut celaka.
“Jashlyn, siapapun yang mengejarmu, kami pasti akan membantumu.” Aku mendengar suara Edward di belakangku. Aku membalikkan badan dan melihat Edward berdiri di ambang pintu kamarku. Alice berada di sampingnya, menatapku dalam.
“Aku kenapa?” Aku berusaha agar terlihat santai.
“Sayang, kami tahu kalau ada yang sedang mengejarmu.” Alice mendekatiku. Wajahnya menampakkan kekhawatiran. “Edward selalu membaca pikiranmu. Dan Mom melihat ada yang akan mendatangimu. Siapa dia?”
Aku menghela napas panjang. Tidak ada gunanya lagi menutupi semua ini.
“James mengejarku, Mom.” Akhirnya aku mengaku.
“James? Siapa?”
“Dia yang merubahku. Dia memanfaatkan kekuatanku. Tapi akhirnya aku berhasil kabur dan Volturi menawarkan perlindungan.”
Alice menoleh ke arah Edward. Jelas sekali ia tidak mengerti.
“Kenapa dia bisa merubahmu?” tanya Edward seraya berjalan mendekatiku. “Ceritakan secara lengkap, Jash. Di depan keluarga Cullen.”
Aku hanya menaikkan alis dan memberikan ekspresi kecut. Tapi akhirnya aku turun juga. Semua keluarga Cullen nampaknya menantikan ceritaku. Aku menghela napas panjang.
Well, baiklah. Aku akan menceritakannya pada kalian.”
Kugambarkan kejadiannya dengan jelas sementara yang lainnya mendengarkan.
“Aku bertemu dengan James di hutan saat sedang melakukan hiking bersama teman SMA-ku. Saat itu dia berusaha untuk membunuhku. Tapi sebelum dia menghisap darahku, seorang temanku memergokinya dan berteriak keras sehingga mengundang perhatian. James membunuhnya terlebih dahulu. Dan bisa kalian tebak, semua temanku mengira kami mati diserang binatang buas. Tapi mereka tidak menemukanku.” Aku masih ingat betul bagaimana mata James yang hitam pekat menatapku tajam. Apalagi rasa sakit yang luar biasa itu. Aku bergidik membayangkannya. “Racunnya sudah menyebar dan James tidak mungkin membiarkanku sendirian. Itu bisa menimbulkan konflik untuk para vampir. Jadi dia membawaku pergi.”
Aku berhenti sejenak untuk mengatur napasku. “Dia membawaku ke sebuah tempat dimana ada sesosok vampir wanita yang sedang menunggu kami. Namanya Victoria. Mereka mengamati perubahanku. Awalnya Victoria tidak setuju kalau James membawaku. Dia hampir saja membunuhku kalau saja James tidak mencegahnya. Setelah perubahanku, James mengulurkan tangannya untuk mengajakku bersalaman, sebagai tanda penyambutan. Tapi entah kenapa tangannya tiba-tiba saja terasa terbakar saat aku hampir menyentuhnya. Dan barulah mereka menyadari aku memiliki kemampuan yang luar biasa. Akhirnya mereka mengajakku bergabung.”
Rosalie mengerjapkan mata beberapa kali. “Lalu? Kenapa kau kabur?”
Aku tersenyum lemah. “Uhm... dia memanfaatkanku untuk membunuh banyak orang. Aku tidak menyukai hal itu. Suatu ketika aku berhasil kabur walaupun James dan Victoria masih mengejarku. Tapi akhirnya Aro menemukanku dan menawarkan perlindungan. Aku menerima tawarannya karena takut jika James menemukanku dan mencelakaiku. Akhirnya aku bergabung dengan Volturi.”
“Dan kabur setelah tahu kalau Volturi juga memanfaatkanmu,” lanjut Bella. Ia tersenyum. “Kau itu sangat istinewa. Itu sebabnya mereka mengincarmu.”
“Yeah, aku rasa begitu.” Mau tak mau aku mengakuinya juga. “Tapi tidak untuk kalian. Kalian mengubahku menjadi seperti sekarang ini.”
Aku baru menyadarinya kenapa Volturi mengunjungiku setahun sekali. James pasti tahu kalau Volturi memberikan perlindungan. Aku harus berterima kasih kepada Volturi untuk kali ini. Aku tidak tahu mereka juga peduli denganku.
“Karena Jashlyn sudah menjadi bagian dari keluarga ini, maka kita harus membantunya,” kata Carlisle.
Emmett berseru senang. “Wuhu! Pertarungan lagi! Aku menyukai bagian mematahkan tulang-tulang mereka!”
Yang lain tertawa mendengar ucapan Emmett. Tidak untukku. Aku masih merenung. James tidak bisa dikalahkan begitu mudahnya. Ia sangat kuat. Aku tidak yakin apakah Cullen sanggup melawannya.
“Masih ada Volturi,” kata Edward kepadaku. Aku terkejut. Ia pasti mendengar pikiranku.
Aku membalasnya dengan senyuman lebar.
***
“Jadi, ada yang sedang perlu bantuan?”
Jacob datang keesokan harinya. Renesmee yang memintanya. Aku tidak menyukai hal ini. Jadi terkesan kalau aku sangat perlu dilindungi. Aku tidak mau terlalu dikasihani.
“Tidak perlu repot-repot.” Aku melirik ketus ke arah Renesmee.
“Jash, kami hanya kingin membantu.” Renesmee beralih ke Jacob. “Kau mau kan?”
“Tentu saja.”
“Aku tidak yakin Leah mau membantuku,” sautku. Setahuku, Leah Clearwater tidak menyukai vampir. Kudengar Jacob juga demikian. Tapi semenjak Bella menikah dengan Edward, ia memiliki pandangan lain. Apalagi kelahiran Renesmee mengubahnya.
“Tenang saja... aku akan membujuknya kalau dia tidak mau.”
“Dia hanya menuruti omongan pacarnya.” Aku menyeringai sinis.
Alice datang dengan wajah kekhawatiran. Di belakangnya sudah ada Jasper. Ia terlihat tenang. “Aku melihatnya. Dia membuat pasukan baru. Dia mengudang semua vampir-vampir yang ada.”
“Oh ya?” Aku berseru seolah itu adalah ancaman. Yeah, kalau satu James dan satu Victoria melawan tiga klan—Cullen, Volturi, dan kaum werewolf—aku masih bisa tenang. Tapi James mengundang vampir lain. Itu hal yang buruk.
“Kami sudah menghubungi Volturi,” Esme menyahut. Ia datang bersama Carlisle. Lalu disusul Bella dengan Edward, dan Rosalie dengan Emmett. “Mereka siap membantu.”
“Ini luar biasa,” Emmet menyahut. “Aku sudah lama tidak menggunakan energiku untuk bertarung.”
“Kurasa Volturi bisa mengatasi hal ini,” tutur Rosalie. “Kalian tahu sendiri kan, kekuatan mereka sangat besar.”
“Yeah, tapi jangan pernah meremehkan James,” balasku.
Astaga... aku jadi seperti orang yang sangat perlu dikasihani. Kasihan sekali diriku ini. ***
Sekolah adalah tempat yang membuatku sedikit tenang. Meskipun tidak ada yang menarik perhatian. Hanya satu alasan kenapa aku masih ingin masuk sekolah walaupun Alice memintaku untuk tetap di rumah. Alasan yang kuanggap konyol dan idiot sekali. Yaitu Justin.
“Nessie lebih banyak dekat denganmu. Apa yang terjadi?” tanya Justin saat kami sedang berada di kafetaria. Aku menunggu Renesmee yang sedang mengantri di depan konter.
“Memangnya kenapa?” aku balas bertanya seakan-akan pertanyaan Justin benar-benar tolol. Memang benar.
“Tidak. Hanya aneh saja.”
Renesmee kembali dengan dua baki di tangannya. Menu yang tidak pernah kami jamah. Hanya pura-pura menjadi remaja normal—walaupun aku ingin kembali remaja lagi. Renesmee menyapa Justin dengan senyuman manis memuakkannya.
“Hai.”
“Hai, Nessie.”
Well, kau selalu dekat dengan Jashlyn belakangan ini.”
Justin tersenyum. “Yeah. Kami berdua berteman akrab.”
“Tidak terlalu akrab,” aku meralat cepat-cepat. Aku rasa sikapku pada Justin terlalu dingin. Tapi aku harus bisa terlihat biasa saja.
Justin mengangkat kedua alisnya. “Nessie, apakah kau ada janji hari Sabtu depan?”
Aku melirik mereka secara bergantian. Kaget juga dengan pertanyaan Justin. Bisa kutebak ia pasti akan mengajak Nessie untuk kencan. Kulihat ekspresi Nessie. Ia terlihat santai dan biasa saja.
“Tidak. Kenapa?”
“Mau kuajak pergi?”
Aku pura-pura tidak mendengar ucapan mereka berdua. Kulihat Renesmee melirikku sebentar. Kemudian beralih ke Justin.
Well, Jashlyn juga harus ikut.”
“Tidak,” balasku. “Aku harus tetap di rumah. Kata Alice begitu.”
Renesmee pasti tidak percaya dengan ucapanku karena ia tahu aku tidak pernah patuh. Tapi aku tidak mau pergi bersama mereka. Lebih baik aku dikurung di rumah daripada aku melihat mereka mengumbar kemesraan.
“Baiklah.” Renesmee tersenyum hambar. “Kita pergi berdua.”
Aku menyembunyikan senyuman kecut.
***
“Mereka bergerak semakin dekat. Aku bisa mendengar pikiran mereka,” kata Edward saat kami semua berkumpul di ruang santai.
Aku mengerjapkan mata berkali-kali. “Secepat itu?”
“Ya,” balas Alice. “Aku harap Volturi bisa datang secepatnya.
“Mereka sudah datang,” kata Bella. Ia menoleh ke pintu dan melihat rombongan Volturi datang dengan senyuman khas mereka. Entah kenapa aku sedikit takut dan sedikit lega.
“Kami dengar mereka membuat pasukan?” tanya Jane. Ia melirikku tajam. Penuh dengan kekesalan dan kesinisan.
Aku tidak berani menatap matanya. Walaupun aku sudah tinggal bersama keluarga Cullen, Jane masih tidak bisa menerimanya. Tiap ia dan yang lainnya mengunjungiku, ia selalu menatapku marah. Padahal Aro sudah memberikan ijin.
“Ya. Sepertinya dia tahu kalau Jashlyn tidak lagi tinggal di Voltera,” jawab Carlisle.
“Kau selalu saja membuat kekacauan,” kata Jane.
Tiba-tiba kepalaku serasa seperti akan terbakar. Sakit sekali. Aku jatuh dan berteriak kesakitan. Semua keluarga Cullen mendekatiku.
“Hentikan,” seru Alice. “Kau tidak bisa menyalahkannya!”
Rasa sakit ini masih kurasakan. Tidak lagi di kepala, tapi sekujur tubuhku. Aku meronta-ronta berusaha menghilangkan rasa sakit ini.
“Jane.” Alec menyentuh bahu Jane sehingga membuatnya berhenti menyiksaku.
“Aku akan melaporkanmu pada Aro!” seruku. Aku mengatur napasku. Bella dan Esme membantuku berdiri.
“Lakukan saja,” tantang Jane dengan senyuman sinisnya. “Dia ada di sini.”
Aro masuk bersama kelompok Volturi yang lain. Aku tersentak kaget.
“Jane... jangan lakukan itu lagi tanpa perintahku,” tutur Aro seraya menyentuh pundak Jane. Ia maju untuk bisa mendekatiku. “Halo... Jashlyn Hale.” Kemudian ia melirik Bella. “Halo... Isabella.”
Bella membalasnya dengan senyuman simpul. Edward melindungi di depannya.
“Jangan takut. Aku tidak akan menyakitinya. Dia bagian dari kita semua.”
“Sudah, cukup.” Alice bergerak maju. “Kita lupakan semua ini dan kita pikirkan bagaimana cara mengatasi penyerangan mereka nantinya.”
“Tidak usah berpikir,” saut Marcus. “Kami sudah merancang semuanya. Dan kami yakin akan berhasil.”
“Asal... jangan ada yang ikut campur,” lanjut Caius.
Kami tidak mengerti apa yang dimaksud Caius. Tapi aku yakin ini ada hubungannya dengan anggota Shape Shifter.
“Maksudmu para serigala itu?” tanyaku. Aro tersenyum dan menganggukkan kepala.
“Benar... para serigala itu. Lagipula kami tidak akan mau capek-capek kemari kalau tidak ada tujuannya. Kalau mereka mengejar Jashlyn, itu tidak penting lagi bagi Volturi.”
Aku mengerutkan dahi. Berani sekali ia bicara seperti itu seolah ia tidak pernah berutang budi padaku. Aku tersenyum dingin.
“Lalu, kenapa kau mau membantu kami?” tanya Esme.
“Ini adalah penyerangan yang sangat besar,” balas Aro. “Dan tugas kami adalah melindungi keberadaan vampir.”
Aku tidak peduli ia bicara apa dan apa tujuan Volturi sebenarnya. Aku hanya peduli pada keselamatan keluarga Cullen. Mereka sudah terlalu jauh melindungiku. Mereka akan terancam dengan kedatangan James nantinya. Aku harap mereka bisa membereskan semuanya.
Aku bisa merasakan suara James di kepalaku. Aku tidak yakin apakah Edward mendengarnya karena James pandai sekali menyembunyikan pikiran. Dan ia mampu menyalurkan pikirannya pada siapapun yang dikehendakinya.
“Jashlyn... aku terlalu mudah untuk membunuh keluarga yang melindungimu meskipun ada Volturi sekalipun.”
Aku berusaha untuk tetap tenang. Mereka bisa mengacaukan semuanya jika aku mendengar pikiran James. Dan mereka akan mudah terbunuh jika terlalu gegabah—meskipun aku tahu Volturi lebih cerdik. Tapi aku tidak mau James membunuh keluarga Cullen secara sembunyi-sembunyi. Aku tidak bisa berada di dekat keluarga Cullen. Mereka bisa terbunuh.
Tapi, kalau aku pergi, James tidak akan mendatangi keluarga Cullen. Ia pasti mengejarku kemanapun aku pergi. Dan aku harus melakukannya jika tidak ingin keluarga Cullen terbunuh.

To be continued...

*Di sini udah aku masukin Jacob walaupun cuma dikit :P
*Ternyata James yang mengejar Jashlyn. Bukannya James udah dibunuh Edward u,u
Hahahaha, ini kan cuma FF
*Baca kelanjutannya!

Loveyta Chen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
hi, im the mysterious :P

Welcome to My Blog

you just clicked this page. don't go anywhere until you leave me a message

Labels

Followers

Blogger news

Blogger templates

Follow My Twitter!

Blogroll

: