Minggu, 21 Agustus 2011

Hey! Ada Penyihir di Forks! (Indonesian Version) -Twilight vs Harry Potter-


RENESMEE’POV
Awalnya Renesmee tidak terlalu memedulikan kedatangan murid baru yang datang dari Inggris itu. Tetapi ia merasakan keanehan yang terjadi di antara mereka bertiga. Renesmee jadi penasaran. Apa yang disembunyikan oleh ketiga teman barunya itu.”

-oOo-

Aku yakin kalau ada yang salah dengan teman-teman baruku ini. Mereka sering melakukan hal-hal yang janggal di saat pelajaran berlangsung. Tidak hanya itu, banyak sekali kejadian-kejadian aneh yang terjadi dan selalu ada mereka seolah mereka terlibat akan hal aneh tersebut. Pernah aku memergoki Albus Potter mengeluarkan sebuah tongkat dan di ujungnya mengeluarkan cahaya terang. Awalnya aku kira ia membawa senter. Tetapi dugaanku salah saat aku melihatnya lebih jelas.
Bahkan pernah aku memergoki Rose Weasley sedang mengucapkan sesuatu yang membuat sebuah benda melayang-layang di dekatnya. Aku yakin keluarga Potter dan Weasley ini bukan sembarang orang. Seperti aku contohnya. Mereka pasti spesias lain.
Hai, Renesmee Cullen,” sapa Rose lembut membuyarkan lamunanku. “Bolehkah aku meminjam buku bahasa Inggrismu? Aku belum mencatat pelajaran terakhir hari ini.”
Aku kelagapan menjawabnya. Namun akhirnya kukeluarkan juga buku bahasa Inggris dari dalam tasku. Lalu kuserahkan buku terebut kepada Rose. “Ini.”
Trims.” Rose tersenyum dan meninggalkan bangkuku. Ia bergabung dengan Potter bersaudara. Mereka bertiga selalu bersama-sama. Jarang aku menemukan mereka berjalan sendirian.
Sepulang sekolah aku mendengar sebuah percakapan di dalam kelas musik. Dengan rasa penasaran aku pun mengendap-endap untuk menguping pembicaraan yang misterius itu. Kulihat ada 3 orang di dalam ruangan itu. James Potter, Albus Potter, dan Rose Weasley.
Aku yakin kalau petunjuk dari Profesor MacGonagall benar. Di sini tempatnya,” kata James.
Menurut peta ini, ada sebuah ruang yang selalu dilindungi oleh kekuatan sihir,” lanjut Rose. Ia menunjuk peta yang dipegangnya. “Ada tanda di sini. Ini menunjukkan letak tongkat tersebut. Pasti di sini letak persembunyiannya.”
Mungkin,” timpal Albus.
Kita bisa mengeceknya ke sana sekarang.” Rose menggulung perkamen kusam tersebut dan memasukkannya ke dalam tas ransel yang disangganya. “Mudah-mudahan para muggle tidak melihat kita.”
James menjentikkan jari. “Kita bisa pergi dengan tidak ketahuan. Dad memberikanku jubah tak terlihatnya. Kita bisa menyelinap.”
Tidak usah. Sepertinya sekolah dalam keadaan sepi.”
Ada yang mengintip!” seru Albus. Aku kalagapan dan segera menghindar dari tempat itu.
Petrificus Totalus!” suara Rose melengking tinggi.
Entah kenapa tiba-tiba tubuhku serasa kaku dan tidak bisa digerakkan. Aku mematung di tempat. Potter bersaudara dan Rose mendekatiku. Mereka saling berpandangan. Aku tidak bisa mengucapkan satu katapun. Yang kulakukan hanya diam mematung.
Rose, kau sudah puluhan kali menggunakan sihir di luar Hogwarts,” tutur James.
Rose membalasnya dengan alis terangkat. “Setidaknya ini demi kepentingan Hogwarts.” Rose beralih menatapku. Terlihatlah raut wajah iba saat ia menatapku. “Tenang saja. Sebentar lagi kau akan kembali seperti semula.”
Kita bisa meminta bantuannya,” kata Albus. Rose menelengkan kepalanya ke satu sisi seperti memberikan pertanyaan ‘apa maksudmu?’. “Ya kita minta dia mengantarkan kita ke ruang yang kita tuju. Dia adalah murid lama di sini kan? Dia pasti mengenal sekolah ini lebih dari kita.”
Oh, I get it.” Rose tersenyum ke arahku manis. “Maafkan aku sudah melibatkanmu, Renesmee.”
Kalau saja aku bisa bicara, akan kumaki-maki mereka bertiga. Apa maksudnya membuatku jadi seperti ini? Aku jadi curiga, mereka pasti bukan manusia sembarangan. Mereka pasti kumpulan penyihir. Aku kira penyihir hanya ada di dalam dongeng-dongeng. Hah! Kalau saja mereka tahu kalau aku adalah keturunan vampir, apa reaksi mereka?
Tubuhku kembali normal setelah beberapa lamanya. Aku bersyukur bisa menggerakkan tubuhku lagi. Rasanya sakit dan pegal. Mungkin efek dari kekakukan tadi. Nah! Inilah saatnya untuk mengomel 3 penyihir gila di depanku ini.
Ah! Kau kembali. Haha. Senang rasanya,” ujar Rose. Nadanya terdengar sangat senang.
Siapa kalian ini?! Apa yang kalian lakukan di sini?” tanyaku dengan nada yang tinggi.
Sebelumnya kami minta maaf,” balas James. “Kami kemari dengan maksud yang baik. Kami tidak ingin mengganggu. Kami hanya membutuhkan sesuatu yang kami perlukan.”
Rose dan Albus mengangguk bebarengan.
Apa?”
Ehm, sulit dijelaskan untuk muggle sepertimu,” jawab Albus.
Ayolah katakan saja. Barangkali aku bisa membantu kalian.”
Mereka bertiga saling berpandangan satu sama lain. Kuharap mereka mau terbuka denganku. Aku terlanjur penasaran sih. Aku ingin tahu sejenis apa mereka ini. Mungkin benar dugaanku. Mereka pasti kumpulan penyihir yang memiliki tujuan datang kemari.
Kami sedang mencari sebuah tempat yang dekat dengan ruang ganti anak perempuan,” lanjut Albus.
Ada satu ruangan. Gudang.”
Kalau begitu ayo kita ke sana!” Rose berseru girang dan menggandeng tanganku menuju ke tempat yang kusebutkun. James dan Albus mengikuti di belakang. Aku tidak tahu apa aku harus ikut dengan kegilaan mereka. Tetapi kelihatannya sangat seru kalau aku bergabung dengan mereka.
Kami sampai di gudang dekat ruang ganti anak perempuan. Pintunya dikunci dan aku tidak tahu dimana kuncinya. Tetapi Albus maju beberapa langkah dan menggumamkan sebuah kata.
Alohomora,” gumamnya.
Aku tidak tahu apa maksudnya itu. Yang kutahu saat ini, kata tersebut dapat membuka pintu yang terkunci itu. Aku bahkan tidak berkedip sedetikpun.
Ayo masuk!” Rose mendahului kedua kawannya. Ia mulai memasuki gudang dan mengeluarkan sebuah tongkat. “Gelap sekali. Nox.”
Cahaya terang keluar dari ujung tongkatnya. Membuatku lebih terkejut lagi. James dan Albus mengikuti Rose dengan menciptakan cahaya dari ujung tongkat mereka masing-masing. Aku berdempetan dengan Rose, takut kalau saja ada sesuatu yang tidak terduga di dalam sini.
Accio Vodgar!” seru Rose setengah berbisik.
Tongkat Vodgar tidak akan datang dengan mantera itu, Rose Weasley.”
Ya aku tahu. Aku hanya mencoba, James!”
Mereka berhenti. Dan saling membelakangi, membentuk lingkaran. Aku mengikuti apa yang mereka lakukan. Pasti ada hal yang aneh yang akan menghalangi kami. Aku bisa merasakan itu.
Aku tidak percaya tempat ini sudah dilindungi sihir,” ujar Albus. “Mungkin untuk melindungi tongkat Vodgar itu.”
James dan Rose sependapat dengan Albus. Mereka bersiap-siap melakukan penyerangan jika ada serangan mendadak. Sedangkan aku hanya berlindung di balik mereka bertiga karena aku tidak memiliki kemamuan sihir seperti mereka.
Stupefy!” seru Rose saat beberapa kelelawar terbang dan mulai menyerang kami. “Ini sihir hitam!”
Mereka berpencar untuk melindungi diri dan melakukan penyerang balik. Sedangkan aku berusaha menangkap kelelawar-kelelawar itu dengan kemampuan dasar vampir yang kumiliki. Untung saja aku dianugerahi kemampuan dasar yang melebihi vampir biasa. Aku tidak mengalami kesulitan yang sangat.
Renesmee, belakangmu!” seru James.
Aku menoleh ke belakang dan seekor kelelawar besar hendak menghantamku.
Confringo!” Albus mengayunkan tongkatnya secepat mungkin dan membuat kelelawar tersebut terbakar. Aku menghela napas lega.
Kelelawar-kelelawar itu sudah teratasi. Kami berkumpul kembali dan mengatur napas yang memburu. Rose mengedarkan pandangan di sekitarnya. Berharap tidak ada lagi serangan mendadak yang akan menghambat mereka menemukan apa yang mereka cari.
Wow, kau sangat tangguh juga,” puji Albus menatapku.
Trims,” balasku dengan cengiran lebar.
Sebaiknya kita berpencar untuk mendapatkan tongkat itu,” usul James. Yang lain mengangguk setuju dan mulai memencar.
Tunggu!” seruku tiba-tiba, membuat mereka bertiga berhenti. “Aku tidak tahu seperti apa benda yang kalian cari.”
Ikutlah dengan Albus,” balas Rose.
Aku?” ulang Albus.
Jangan buang-bunag waktu. Cepat bergegas.” James mulai meninggalkan kami. Sedangkan Rose tertawa kecil dulu sebelum memulai pencarian. Setelah itu ia berlalu pergi.
Aku dan Albus dalam keadaan hening saat kami berdua mencari tongkat itu. Aku paling tidak suka dengan keadaan seperti ini. Kami mencari benda tersebut di antara rak-rak yang diletakkan dekat dengan pintu.
Gudang ini luas sekali,” celoteh Albus.
Memang,” balasku singkat. Mataku terpaku pada sesuatu yang ada di atas rak. Aku lebih mendekatinya dan sadar dengan apa yang kutemukan. “Ehm... Albus, seperti apakah tongkat Vodgar itu?”
Albus menoleh ke arahku. “Seperti punyaku, bedanya warnanya putih dan diletakkan di dalam sebuah kotak panjang berwarna putih.”
Apa seperti itu?” Aku menunjuk ke arah dimana tersembul ujung sebuah kotak kayu berwarna putih di atas rak di depanku.
Albus membulatkan matanya dan mendekatiku. “Yeah! itu dia!” Ia lebih mendekat dan berusaha untuk meraih tongkat itu. Namun sepertinya usahanya sia-sia saja. “Aduh! Susah sekali!” Ia kembali untuk mencoba meraihnya, namun sia-sia saja.
Biar aku saja.”
Aku maju dan mendorong rak di depanku itu dengan sekuat tenaga. Rak tersebut berhasil roboh dan kuambil kotak putih yang kini terjatuh di dekatku. Aku kembali ke tempat Albus berdiri. Kuserahkan kotak itu kepadanya. Albus menerima kotak tersebut. Ia mengangakan mulut lebar dan masih tidak percaya dengan apa yang kulakukan tadi.
Bagaimana kau bisa... melakukan itu?” tanyanya masih terkesiap.
Astaga!” pekik Rose yang tiba-tiba datang bersama James. Ia memandangi kekacauan yang kubuat tadi.
Siapa yang melakukan itu?” James melirik adiknya yang masih terkesiap. Albus menunjukku. “Renesmee?”
Ya aku,” balasku bangga. “Sebaiknya kita secepatnya pergi dari sini sebelum ada yang memergoki kita. Nanti saja ceritanya.”
Rose mengerjapkan mata. “Well, kita tidak akan meninggalkan tempat ini dalam keadaan seperti ini.” Rose kembali mengeluarkan tongkatnya dan mulai mengayunkannya. Ajaib sekali keadaan yang porak poranda akibat kekacauan yang kubuat dan juga akibat dari pertarungan tadi, kembali rapi seperti semula.
I love magic,” bisikku takjub.
Ayo kita pergi,” ujar Rose setelah berhasil menyelesaikan semuanya.
Secepatnya kami keluar dari gudang. Beruntung, tidak ada yang memergoki kami. Kami berjalan menuju keluar sekolah dan duduk di taman depan. Rose dan Potter bersaudara memandangi tongkat yang mereka dapatkan.
Tugas kita selesai sudah!” tukas Rose girang seraya bertepuk tangan.
Sekarang jelaskan padaku siapa kalian. Aku akan menceritakan siapa aku. Tetapi dengan syarat, jangan memberitahu siapapun,” kataku.
Kau juga,” balas James.
Aku mengangguk.
Kami adalah penyihir yang datang dari Hogwarts,” James memulai. “Hogwarts adalah sekolah sihir yang terletak di London, Inggris. Kami mendapatkan tugas dari kepala sekolah kami untuk mencari saudara dari tongkat Elder. Tongkat Elder adalah tongkat sihir terkuat sepanjang sejarah, dimiliki oleh mendiang kepala sekolah Hogwarts yang sudah meninggal.”
Memangnya kenapa kalian mencari tongkat itu di sini?” tanyaku belum puas. “Dari mana kalian mendapatkan informasi kalau tongkat itu ada di Forks?”
Tentu saja dari kepala sekolah kami, Profesor MacGonagall,” balas Albus. “Kami hanya ditugaskan untuk mengambilnya saja. Menurut cerita, seorang penyihir kelahiran muggle meninggalkan tongkat ini di sini saat perang antara penyihir hebat melawan pangeran kegelapan, Voldemort, pecah. Ia menyembunyikannya di tempat yang jauh.”
Banyak hal yang masih tidak kumengerti. Seperti apa itu muggle, bagaimana mereka bisa melafalkan mantera, dan sebagainya. Aku ingin bertanya lebih detail lagi tetapi Rose menyela.
Sekarang, ceritakan pada kami siapa kau ini?”
Aku adalah manusia setengah vampir.” Aku meringis setelah melihat ekspresi ketiga penyihir itu. “Di sini hidup beberapa jenis vampir yang mendiami Forks. Aku lahir dari hasil pencampuran antara manusia dan vampir. Aku hibrida.”
Aku tidak percaya,” Albus berkoar.
Well, kalau aku yang sebelumnya tidak mempercayai adanya penyihir dan akhirnya percaya, sebaiknya mulai sekarang kalian harus mempercayai adanya vampir.”
Rose dan Potter bersaudara saling melemparkan pandangan heran.
Dunia benar-benar sudah gila,” dengus Albus kepada James dan Rose.
Oke, tugas kami sudah selesai. Rose...” James melirik penuh arti ke arah Rose. Aku tidak tahu apa maksud lirikannya itu.
Rose mendekatiku dan mengayunkan tongkatnya di depanku.
Apa yang akan kalian lakukan?” tanyaku.
Obliviate,” ujar Rose seraya mengayunkan tongkatnya.
Tiba-tiba saja aku merasa pusing dan pikiranku kosong. Aku tidak bisa menolak saat sebuah energi menghampiriku. Rasanya benar-benar aneh dan kebas. Aku bahkan tidak mengingat beberapa bagian dari apa yang kukerjakan tadi, seolah bagian itu dihapuskan oleh sesuatu. Namun aku masih bisa samar-samar mendengar.
Ingatannya dibagian tadi sudah kuhapuskan.”
Kerja yang bagus, Rose. Sebaiknya kita secepatnya pergi dari sini. Aparate.”
Dan setelah aku tersadarkan dari kekosongan pikiran tadi, aku sadar bahwa aku berada di sebuah taman. Bahkan aku tidak tahu apa yang sudah kulakukan. Aku jadi bingung sendiri.
Esok paginya, hal aneh terjadi. Potter bersaudara dan Rose Weasley tidak kelihatan batang hidungnya. Kata anak-anak, mereka kembali lagi ke Inggris untuk tinggal dan bersekolah di sana. Aku jadi bingung. Padahal kan mereka baru 1 minggu bersekolah di Forks. Tapi mereka sudah pergi lagi. Hm... padahal kan aku mulai menyukai Albus, entah kenapa. Tapi aku merasa ada sesuatu yang aneh. Aku merasakan ada bagian yang hilang dari memori otakku. Ah, mungkin cuma perasaanku saja.

FIN
-oOo-

*Cerita aneh perpaduan antara Twilight dengan Harry Potter. Mwahahahaha ^_^
Maklumi aja kalo ceritanya sangat aneh ._.v
*Mantera diatas diambil dari mantera Harry Potter
*Ada nama yang dikarang sendiri. Contohnya tongkat Vodgar. Hahaha! Itu hanya fiksi -___-
*Jangan capek deh baca cerita gaje gua. Hahaha!

Loveyta Chen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
hi, im the mysterious :P

Welcome to My Blog

you just clicked this page. don't go anywhere until you leave me a message

Labels

Followers

Blogger news

Blogger templates

Follow My Twitter!

Blogroll

: