Sabtu, 20 Agustus 2011

I'm Jashlyn- "My First Love is a Human" (Part. 1)

JASHLYNE'POV



Full Name: Jashlyn Caitlin Cullen-Hale

Nick Name: Jashlyn, Black Treasure

Born: Manchester, 15 Jule 1958

Dead: 1975

Abilities: controling minds; if she touch humans, then, they dead

Blood statue: Vampire







JARUM jam di kamarku berputar lebih cepat dari

biasanya. Aku yang menggerakkannya secepat mungkin. Entah kenapa. Tapi setiap

aku bosan, aku melakukan hal yang menurutku sangat menyenangkan. Di rumah ini,

aku merasa sangat terasingkan. Aku anggota baru. Dan banyak yang menjauhiku

karena kelebihanku. Aku tidak akan mengatakan kelebihan. Sebenarnya ini adalah

kutukan. Mungkin. Karena setiap vampir memiliki kelebihan yang positif. Aku

tidak pernah menginginkannya. Meskipun terkadang kelebihanku ini sangat

berguna. Apalagi di saat-saat yang membahayakanku.



Tetapi Bella sering mengatakannya padaku kalau aku

ini istimewa. Aku memiliki kelebihan lebih dari satu yang membuatku terlihat

sangat unik. Yeah, mungkin baginya aku memang unik. Tapi tidak untuk yang

lainnya yang pernah menjadi korbanku.



“Jashlyn!” kudengar suara Alice memanggilku dari

bawah. Aku menghentikan permainanku pada jam dindingku dan menoleh ke arah

pintu.



“Ya, Mom,” balasku dengan setengah berteriak. Dengan

malas kuraih knop pintu kamarku dan segera turun ke bawah.



Di bawah sudah berkumpul yang lainnya. Memutari meja

oval panjang yang lebih mirip dengan meja makan—meskipun tidak pernah digunakan

untuk makan. Mataku tertuju ke arah Renesmee, gadis yang sangat kubenci.

Renesmee memang tidak pernah berbuat kasar padaku, bahkan ia selalu baik.

Tetapi kecemburuanlah yang membuatku membencinya. Semua orang baik dan sayang

padanya. Ia selalu mendapat banyak pelukan, kecupan, belaian, sentuhan, dan

yang lainnya tanpa melukai orang lain. Selain itu banyak yang menyukainya

karena ia memang sangat cantik.



“Apa kabarmu hari ini, Jashy?” tanya Esme ramah,

seperti biasa.



Aku duduk di dekat Bella yang tersenyum manis di

kursinya. Hanya Bella satu-satunya vampir yang tidak akan terluka jika

kusentuh. Itu karena kelebihannya yang imun terhadap kelebihan vampir lainnya.



“Seperti biasa. Sekolah, PR, ejekan, cemoohan,

kesendirian,” balasku dingin sambil meraih buku di depanku. Terdapat sebuah

nama di atasnya. Jacob Black. Oh, mungkin milik sahabat Bella, si anjing itu.



“Wow,” Esme membalas dengan alis terangkat.



“Oke, kita mulai,” kata Carlisle. Saat ini kami

berkumpul atas perintah Carlisle. Mungkin ada yang perlu dibicarakan sehingga

mengundang seluruh keluarga Cullen. “Kalian tahu kan besok adalah hari ulang

tahun Renesmee.”



Kepalaku beralih ke arah Rensemee secara langsung.

Kulihat senyuman lebar terkembang di bibirnya. Aku berusaha terlihat seperti

tidak peduli dan masa bodoh. Bisa kutebak aku akan bosan.



“Dan kita harus merayakannya,” lanjut Esme. Nadanya

terdengar sangat semangat.



“Asyik! Kita akan mengadakan pesta!” Alice berkoar.

Ia memang penggila pesta. “Sudah lama ya kita tidak mengadakan pesta di rumah

ini.”



“Dan sudah lama pula kita tidak mengundang makanan

kemari,” balasku sengit dengan seringaian lebar.



“Jashlyn,” tegur Jasper seperti biasa kalau aku

mulai bicara ngaco.



“Ya ya ya, Dad. Aku diam.” Aku memeragakan mulut

terkunci dan membuang kuci imajinasiku itu di depanku. Lebih tepatnya di depan

Renesmee yang ada di depanku.



Bella mengangkat dagunya. “Sebaiknya tidak perlu

terlalu berlebihan. Kita rayakan saja dengan keluarga dekat.”



“Mengundang Volturi kalau kalian mau. Aku bisa

merasakan keadaan seperti dalam tempat asalku.”



“Jashlyn, bisakah kau diam?” kali ini Rosalie yag angkat

bicara. Garis di keningnya terlihat jelas. Belakangan ini ia memang sering

tertekan. Aku tidak tahu apa penyebabnya. Namun meskipun begitu, ia masih

terlihat sangat cantik.



“Tidak perlu memikirkan untuk acara yang tidak

penting,” akhirnya Renesmee ikut bicara. “Lagipula untuk apa dirayakan? Aku

sudah besar. Dan hal semacam itu justru terlihat sangat konyol. Aku sudah 17

tahun.”



“Dan aku 57 tahun,” cemoohku pelan. Aku memang masih

baru. Panjang ceritanya bagaimana bisa aku berubah dan bergabung dengan keluarga

Cullen dengan diadopsi oleh Jasper dan Alice.



“Aku tidak menyukai pesta.”



“Nessie memang mirip sekali dengan ibunya,” tutur

Edward dengan senyuman menggoda. Bella hanya menyengir kuda.



“Kalau seperti itu, sebaiknya kita tutup saja

pertemuannya. Ini adalah pertemuan konyol sepanjang hidupku.” Aku berdiri dan

berjalan dengan gusar. Berkali-kali Alice memanggilku, tetapi aku tidak

memedulikannya. Aku menatap lurus ke depan dan menaiki tangga menuju kamarku.

Sungguh membosankan.



Setiap malam aku merenung. Aku tidak tahu bagaimana

mengendalikan kelebihanku. Keluarga Volturi sudah pernah mengajariku tetapi aku

selalu kesulitan. Sebelum aku bergabung dengan keluarga Cullen, aku memang

diasuh oleh Volturi. Namun setelah aku tahu mereka hanya memanfaatkanku, aku

memutuskan untuk pergi. Jane mengerahkan anak buahnya untuk mencariku. Namun

aku selalu bisa menghindar. Saat aku diserang kawanan vampir jahat, Carlisle

menemukanku dan menawarkanku untuk bergabung. Ia sudah bernego dengan Volturi.

Dan syukurlah mereka mengijinkanku tinggal bersama keluarga Cullen. Dengan

syarat mereka akan selalu mengawasiku dan mengunjungiku setahun sekali. Aku

tidak tahu untuk apa.



Kelebihankulah yang diincar banyak vampir. Aku dapat

mengendalikan pikiran. Itu lumayan baik. Yang buruk adalah, setiap makhluk

hidup yang kusentuh, mereka akan mati dengan mengenaskan. Tapi jika mereka

menyentuhku terlebih dahulu, mereka tidak akan mengalami nasib yang tragis. Itu

sebabnya aku disebut Black Treasure oleh para vampir.



Pagi harinya, aku merasakan suhu di Forks naik

beberapa drajat. Tidak seperti biasanya. Mungkin karena pengaruh musim. Saat

aku bersiap hendak berangkat ke sekolah, Renesmee memanggil namaku sehingga

membuatku terpaksa untuk berhenti.



“Jashy, aku ikut denganmu,” kata Renesmee. Ia

terlihat sangat ceria hari ini.



“Kau tahu kan aku selalu suka berangkat sendirian?”



“Ya, tapi tidak ada yang bisa mengantarku hari ini.”



“Kenapa tidak ada? Kan banyak sekali orang yang

peduli denganmu.” Aku tersenyum mengejek. “Anyway,

selamat ulang tahun.”



Renesmee membelalakkan matanya lebar setelah aku

mengucapkan kalimat tersebut seolah aku mengatakan ‘astagaaaa kau cantik

sekali, Nessie!!!’



“Trims! Kau masih peduli denganku!” Hampir saja

Renesmee memelukku kalau saja aku tidak cepat-cepat menghindar.



“Nessie! Aku tidak suka ada yang menyentuhku!”



“Maaf.” Renesmee memberikan tatapan menyesal.



Aku menghela napas panjang. “Oke, ayo kita

berangkat. Dan bersikaplah biasa, seperti saat aku dan kau tidak pernah

berbicara satu sama lain. Mengerti?”



“Oke.” Renesmee tersenyum lebar dan berjalan dnegan

langkah riang menuju mobilku.



Aku heran, kenapa Renesmee tidak mau membawa mobil

sendiri. Padahal ia sudah bisa mengemudi dan berhasil mendapatkan SIM setelah

ujian mengemudi di sekolah. Jadi kalau bukan Edward yang mengantarkannya, Bella

atau Esme yang akan mengantarkannya. Kalau aku selalu berangkat sendirian

meskipun Alice ataupun Jasper menawarkan diri untuk mengantarku. Tapi aku tidak

mau terlihat seperti anak TK yang setiap hari diantar jemput orangtuanya. seperti

Renesmee.



Satu sekolah hebih saat aku dan Renesmee sampai di

sekolah. Anak-anak berbondong-bondong untuk memberikan ucapan ulang tahun

kepada Renesmee. Aku yang berada di dekat Renesmee serasa seperti seorang

pengasuh yang diabaikan. Karena banyaknya anak yang memberikan ucapan selamat

kepada Renesmee, aku memutuskan untuk berjalan menuju lokerku sendirian.



“Pagi yang cerah ya?” sapa seseorang di sebelahku.

Oh, Justin.



“Hai,” balasku acuh masih dengan kesibukanku mencari

buku-bukuku yang kutinggalkan di loker.



“Sepertinya tidak untukmu?”



“Aku sedang

bad
mood. Dan jangan buat aku lebih

bad
mood lagi.” Aku membalikkan badan dan bertatapan langsung dengan Justin.

Kuakui ia memang tipe yang diidamkan banyak cewek.



“Aku dengar hari ini ulang tahun Nessie.”



“Ya. Dan aku sudah mengucapkan ‘selamat ulang

tahun’.” Aku memutuskan untuk tidak meladeni Justin. “Aku harus mendatangi

kelas Mrs. Harrison. Sampai jumpa.” Aku berbalik dan hendak melenggang pergi.

Namun secara tiba-tiba Justin menarik tanganku. Membuat mataku membulat lebar.



“Tunggu!”



Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku hanya takut

kalau ia bisa terbunuh. Tetapi rasa takutku perlahan sirna saat aku berbalik

badan dan melihat ia baik-baik saja. Yah, karena ia yang menyentuhku terlebih

dahulu. Bukan aku. Tetapi perasaan yang kurasakan tadi lebih dari itu. Ada yang

lain. Dan aneh.



Aku melepaskan tanganku. “Kenapa?”



“Aku ingin menitipkan ini padamu.” Justin

mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Dan memberikan sebuah bugkusan kecil

kepadaku. “Untuk Nessie.”



Aku menaikkan sebelah alisku dan menerima hadiah

ulang tahun Renesmee dari Justin. “Baiklah.” Setelah itu aku berbalik dan

meninggalkan Justin. Kudengar ia berseru mengatakan ‘trims’. Aku mengabaikannya

dan menatap lurus ke depan.



Entah kenapa, aku merasakan kekecewaan yang luar

biasa saat Justin mengucapkan kalimat itu. Dan kepalaku dipenuhi dengan kalimat

itu.



“Untuk Nessie.”



“Untuk Nessie.”



“Untuk Nessie.”



Dan aku mulai menyadari sesuatu yang sebelumnya

tidak pernah terjadi padaku.



Aku menyukai manusia ini.



To

be continued...



NB: sorry kalo ceritanya agak aneh and agak ngga kayak ff biasanya -_- maklum baru tahu yg namanya fanfic itu apa

NBB: post comments please?

thanks ^_^

Loveyta Chen

1 komentar:

About Me

Foto saya
hi, im the mysterious :P

Welcome to My Blog

you just clicked this page. don't go anywhere until you leave me a message

Labels

Followers

Blogger news

Blogger templates

Follow My Twitter!

Blogroll

: